Kula Penjaskes: Kasus Tarakan Bukan Konflik Etnis
Selasa, 28 September 2010 | 17:35 WIB
TRIBUN KALTIM/JUNISAH
Ratusan warga Tarakan, Kaltim, Senin (27/9/2010), menyisir salah satu daerah untuk mencari pelaku pembunuhan, dengan membawa senjata tajam seperti tombak, parang dan lainnya. Teman-teman kepolisian bersama dengan pemda, dan masyarakat sepakat melihat masalah sebagai masalah individu, bukan masalah suku.
-- Brigjen Ketut Untung Yoga Ana
Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa kasus ini tengah dalam proses penyidikan. "Pelaku ada 5 orang masih dicari oleh kepolisian. Polres setempat berjanji akan menyelesaikan masalah ini secara tuntas," kata KULA.
Presiden tak ingin kasus Tarakan seperti Sampit
JAKARTA. Presiden minta konflik horizontal yang meletus di Tarakan, Kalimantan Timur, segera diredam. Dia telah meminta Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyelesaikan konflik yang menewaskan lima orang tersebut.
Presiden SBY meminta ketiga pejabat itu tidak memandang remeh kejadian tersebut. "Kejadian seperti ini harus segera diatasi dengan langkah-langkah cepat, tepat, dan tuntas," ujar Presiden SBY, Rabu (29/9).
Presiden SBY berharap, konflik Tarakan ini tidak mengulang kasus Sampit pada 2001 silam. Ketika itu, konflik yang pecah akibat sentimen etnis ini menewaskan ratusan orang.
Presiden SBY juga meminta semua elemen masyarakat di Tarakan terlibat dalam penyelesaian konflik itu, tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi, TNI, atau pemerintah daerah semata. SBY juga mengimbau dua kelompok etnis yang bertikai untuk segera mengakhiri perselisihan. Di sisi lain, dia mendesak siapa pun yang terbukti bersalah harus dikenai sanksi.
Presiden SBY meminta ketiga pejabat itu tidak memandang remeh kejadian tersebut. "Kejadian seperti ini harus segera diatasi dengan langkah-langkah cepat, tepat, dan tuntas," ujar Presiden SBY, Rabu (29/9).
Presiden SBY berharap, konflik Tarakan ini tidak mengulang kasus Sampit pada 2001 silam. Ketika itu, konflik yang pecah akibat sentimen etnis ini menewaskan ratusan orang.
Presiden SBY juga meminta semua elemen masyarakat di Tarakan terlibat dalam penyelesaian konflik itu, tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi, TNI, atau pemerintah daerah semata. SBY juga mengimbau dua kelompok etnis yang bertikai untuk segera mengakhiri perselisihan. Di sisi lain, dia mendesak siapa pun yang terbukti bersalah harus dikenai sanksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar